SI KECIL DALAM BUNGA TIDUR (Bagian 1)
Malam itu suara musik terdengar cukup keras diseluruh sudut rumah yang berjejer rapat dihiasi lampu warna-warni meskipun tidak begitu terang pencahayaannya. Kehidupan dengan suara keras sudah menjadi kebiasaan Susan dan kawan-kawannya. Berbeda dengan suasana kehidupan di wilayah tempat tinggal Susan pada pagi hari, suasana di sana sangat sepi bahkan hampir tidak ada orang yang berlalu-lalang di wilayah itu.
“Gila aja San, hari ini aku nggak dapat upah. Tamu yang berdasi belum tentu punya uang.”
“Apa!! Kamu nggak dibayar! Kenapa nggak maksa?” Jawab Susan.
“Aku ngantuk dan kecapekan, akhirnya dia pergi deh.” Kata Rini.
Suara tawa hampir tidak terdengar karena alunan musik disko sangat riuh di bawah bola lampu warna pink.
Malam itu, hari keberuntungan Susan karena dalam semalam Susan mendapat tamu yang memberi banyak bonus, tak ayal Susan menebar senyum bahagia.
“Tau gak Rin? Aku baru aja dapat bonus plus dari bapak berkumis itu. Lumayan gede sih, tapi dia punya syarat agar bonusnya keluar terus?”
“Apa San syaratnya? Kamu nggak diminta untuk jadi istri simpanannya kan?” Jawab Rini ragu.
“Nggak sih Rin, cuma aku disuruh jadi langganan tetap si tua itu.”
“Itu sih gampang San, asal bonus datang. Ok aja!”
“Tapi aku nggak yakin. Gimana kalo bosan? Tamuku yang lain? Udalah Rin, aku mau mencari pria berduit yang lain!” Sambil menyungging senyum menggoda, Susan pergi meninggalkan Rini yang masih asik dengan rokoknya.
Kehidupan seperti itu Susan alami mulai Susan lulus SMA karena tidak mempunyai biaya kuliah, Susan harus bekerja di tempat yang rawan dengan penyakit kelamin dan AIDS yang selalu mengancam tubuhnya. Susan sempat kuliah di universitas negeri yang tidak buruk juga kualitasnya. Susan diterima karena mempunyai otak yang cerdas, meskipun harus keluar dari bangku kuliah karena keenakan kerja dan tidak mampu membayar uang SPP.
Sementara itu, di tempat lain dalam suasana kampus mewah, seorang pemuda keluar dari mobil mewah bersama perempuan cantik nan anggun berjalan beriringan. Pemuda kaya, tampan yang memiliki segalanya dan dapat melakukan apa saja dalam hidupnya. Dialah Rony. Namun Rony tidak seperti itu. Rony adalah pemuda yang setia kepada kekasih hatinya, yang bernama Dewi.
“Sayang nanti setelah kuliah kamu ada acara nggak?” Dewi bertanya.
“Emm…. Kayanya nggak ada deh Wi, ada apa?”
“Nggak sih, aku cuma mau minta tolong anterin aku belanja?” Pintanya dengan manja.
“Iya Wi, tapi waktunya nanti setelah selesai kuliah ya?” Balas Rony.
“Makasih ya sayang.” Jawab Dewi manis.
Setelah mereka berpisah di depan kampus dan menuju kekelas masing-masing. Dewi selalu tertawa dalam hati karena hari itu akan mendapat barang mewah dari Rony. Setiap kali pergi jalan-jalan apapun yang diminta Dewi tidak akan pernah ditolak oleh Rony. Hal tersebut tidak akan disia-siakan oleh Dewi.
Meskipun keduanya dari kalangan terhormat dan memiliki segudang uang. Dewi selalu merasa kurang dan tidak akan pernah menghentikan kebiasaannya.
“Wi kamu dimana?” Tanya Rony dalam telepon.
“Aku udah di depan kelas sayang, kamu udah keluar? Cepat kesini?” Jawab Dewi dengan manja.
“Iya ini lagi jalan ke kelasmu, tunggu sebentar ya?”
“Jangan ditutup telponnya, aku nggak ada teman sayang?”
“Gimana sih Wi, kok nggak boleh ditutup? Aku udah di depan kelasmu.”
Seketika Dewi menoleh kaget dan berjalan ke arah Rony.
“Udah siap jalan-jalan?” Tanya Rony.
Dengan anggukan dan senyuman manis Dewi menarik tangan Rony menuju perkir mobil untuk segera berbelanja. Sesampainya di pusat perbelanjaan terbesar dan termegah di kota itu, Dewi dan Rony memasuki stan-stan barang bermerek yang memasang harga setinggi langit. Mulai dari sepatu sampai aksesoris, semua Rony yang mengeluarkan uang.
Sementara itu keadaan berbalik dengan Susan. Keadaan Susan tidak seberuntung Dewi dan Rony karena keadaan yang menuntutnya selalu menjadi milik orang dan selalu di pesan orang. Susan adalah orang yang selalu berhura-hura setiap malam, beberapa kali berganti-ganti majikan yang menangungi Susan karena sifatnya yang kurang peduli dengan orang lain.
Label: Cerpen, Si Kecil dalam Bunga Tidur
Click for Komentar