Cerita Sebelumnya:
KAPANKAH KAU KATAKAN ITU (Bagian 4)
Lama mereka terdiam,” Tacia…” tiba-tiba Bintang membuka suaranya.” Ada yang harus kakak sampaikan sekarang” jantung Tacia semakin berdebar, apa lagi yang akan Bintang katakan sekarang. Apakah ia akan mengatakan cinta? Tidak mungkin. Sangat tidak mungkin itu terjadi, karena ternyata Bintang hanya menganggapnya sebagai adik.
Degup jantung Tacia semakin keras, namun ada sebuah titik harapan jauh di dalam lubuk hatinya bahwa Bintang akan mengatakan sesuatu yang sangat ia harapkan selama ini.” Ya kak, ada apa?” Tacia berucap lirih,”Kakak… Kakak… Ingin minta maaf” Tacia kembali menatap Bintang tajam,” Atas apa?” Tacia kembali bertanya,”Kakak datang ke sini karena kakak tidak mau dianggap sebagai pengecut. Kakak sadar, kakak sudah membuat Tacia menunggu lama”“Lalu?” jawab Tacia singkat,” Ca, langsung saja pada permasalahannya. Kakak tidak bisa lama-lama di sini. Sore ini kakak harus keluar kota lagi. Maka dari itu kakak ingin menyelesaikannya sekarang”“Tentang apa? Belum puaskah kakak membuat Tacia seperti ini? Menunggu tanpa tahu harus berbuat apa. Tacia berharap, masih berharap suatu saat nanti kakak benar-benar datang dan… Dan sekarang ternyata kakak memang benar-benar datang tapi aku rasa… Aku rasa kakak datang tidak untuk menepati janji, lalu untuk apa kakak masih datang ke sini, untuk apa???”“Ca, dengar kakak memang ingat dengan janji kakak. Oke, kakak mengaku salah karena tidak pernah menemuimu, kakak sibuk. Tapi sekarang… Mulai sekarang sebaiknya kita memang tidak usah berhubungan lagi, baik lewat telepon maupun sms. Jangan pernah menghubungiku lagi. Mengerti? Aku ke sini untuk mengatakan ini. Maafkan aku, Ca!
Tacia benar-benar terkejut mendengarnya, hatinya semakin sakit, sangat sakit. Ingin ia berteriak, tapi itu tak mungkin dilakukannya. Orang yang selama ini ia nantikan telah membuat suatu keputusan yang benar-benar tidak pernah ia duga sebelumnya,” Kakak… Kenapa…. Kenapa Kak… Padahal Tacia dengan setia menunggu kakak, Tacia berharap suatu saat nanti kakak datang untuk mengatakan sesuatu pada Tacia.. KENAPPP….???”“Niena hamil, Ca !!!” DHUAR………!!!! Bagai disambar hailintar, Tacia terpaku tak percaya mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut Bintang. Suara Tacia tersekat, hatinya begitu sakit, seperti ada seribu jarum yang ditusukkan ke dadanya, telinganya pedih dan memanas, kedua bola matanya terasa hangat. Tacia sungguh sangat terpukul. Kakak…. Kapankah kau katakan itu? Kapan kau katakan bahwa kau mencintaiku….? Kapan…? Mengapa kau datang untuk mengatakan ini. Tiba-tiba saja pandangan Tacia menjadi kabur, lalu semua terasa gelap. Gelap dan Gelap.
By: Ika Karina
Label: Cerpen, Kapankah Kau Katakan Itu
Click for Komentar