So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 27/06/13 | @ 10.52

Cerita Sebelumnya:


CAKRAWALA SENJA BUAT TATA (Bagian 4)

Seminggu berlalu, Tata ingat kalau hari ini dia ada janji dengan dokter yang tempo dulu memeriksanya. Selama seminggu pula Tata tidak mengetahui keberadaan Ardi. Meskipun Tata sangat ingin mengetahui apa yang sedang dilakukan Ardi selama tidak bertemu Tata, Tata tepap berdiam diri. Dia tidak ingin Ardi mengetaui perasaannya yang sebenarnya. Lamunannya buyar ketika seorang dokter menegurnya.

“Oh mbak, silahkan masuk. Tunggu sebentar ya, saya ambilkan hasil tesnya di laboratorium”

“Ya Dok, silahkan”. Tata bicara tanpa semangat.

Saat itu Tata merasakan kalau tempat itu benar-benar hening. Dia merasa kalau dia berada di alam lain yang begitu dingin. Dan sesaat setelah itu ia sadar kalau dirinya telah berada di tempat tidur. Tata pingsan dan tergeletak di lantai saat dokter masuk.

“Anda tidak boleh berfikir terlalu keras Mbak”.

“Bagaimana hasil tesnya Dok?

“Berdasarkan hasil tesnya, Mbak mengidap leukimia satadium akhir”.

Tata tidak percaya dengan apa yang telah ia dengar baru saja. Tak terasa pipinya terasa hangat, air matanya mengalir tanpa ia sadari. Segera ia mengapus air matanya dan mohon diri pada dokter itu. Dan dokter itu menyampaian kalau ia harus segera dirawat dan menjalani terapi.

* * * * *

Tata menceritakan keadaannya pada Irish. Irish yang mendengar berita itu kaget. Dan Irish tau kalau Tata masih ingin mengutarakan cintanya pada Ardi yang selama ini sudah dia pendam. Dan Irish tahu kalau ia harus membantu sahabatnya yang tak akan lama pergi meninggalkannya. Tanpa di ketahui Tata, Irish menceritakan semuanya pada Ardi kecuali soal penyakitnya. Irish sudah berjanji tidak akan memberi tahu penyakitnya pada siapa pun.

Ardi yang mendengar cerita Irish terharu. Tanpa Tata dan Irish sadari, sebenarnya Ardi pun menyukai Tata sejak mereka bertemu di SMA tetapi Ardi tak mengungkapkannya karena Ardi tidak yakin Tata akan menerima cintanya. Selain itu Ardi juga tidak ingin karena cintanya di tolak mereka jadi putus hubungan sebagai seorang teman. Irish yang menyadari hal itu tampak kaget. Dan ia mengambil kesimpulan kaalu mereka berdua sama-sama suka tetapi tidak ingin menghancurkan persahabatan yang telah mereka bina.

Setelah bercerita semuanya, Irish pun menyuruh Ardi untuk segera mengungkapkan perasaannya pada Tata. Dan setelah pertemuan itu, Ardi segera menelfon Tata dan mengajaknya bertemu di tempat mereka pertama bertemu. Tata menyetujuinya karena Tata sudah lama tidak bertemu Ardi karena dia sibuk mengerjakan tugas-tugasnya meskipun ia sakit.

“Kamu kok tampak pucat Ta? Kamu sakit?”.

“Ah nggak kok, mungkin karena aku terlalu serius kuliah sampai kurang tidur. Emang aku akhir-akhir ni teralalu memforsir tenagaku”

“Kamu nggak boleh gitu dong. Kamu juga harus jaga kesehatan kamu”

“Iya deh. Oh ya kamu ngapain ngajak aku ketemuan di sini?”

“Emang nggak boleh aku ngajak kamu keluar? Kamu nggak suka ya?”

“Eh, enggak bukannya gitu. Ya aku ngrasanya aneh aja. Kita dah hampir dua minggu nggak ketemu. Trus tiba-tiba kamu ngajak aku keluar. Kan aneh”.

“Tapi kamu senengkan ketemu aku?” goda Ardi.

“Udah deh jangan bercanda lagi. Cepetan ngomong apa nih? Keburu sore natr aku di marahin Ayah lagi”.

“Aku mau bilang tapi kamu jangan marah sama Irish ya. Kalau bukan karena Irish, aku nggak bakalan tau yang sebenarnya. Kamu janji ya”.

“Lho mang ada hubungannya sama Iris?”

“Iya. Kamu nggak boleh marah ke dia ya!”

“Iya deh. Cepetan kamu ngomong”.

“Aku sayang kamu Tata”.

Tata bebar-benar nggak nyangka kalau dia bakalan mendengar sesuatu yang selama ini dia inginkan. Dia bahagia sekali saat itu, sebelum ia sadar kalau dia akan segera meninggalkan semuanya.

“Kenapa kamu nggak ngmong dari dulu? Asal kamu tahu Ardi. Sejak SMA aku sudah suka sama kamu. Tapi aku kira kamu nggak punya perasaan yang sama ke aku. Jadi aku lebih memilih memendam perasaanku. Tapi, sekarang semuanya percuma, aku sudah nggak boleh miliki kamu lagi. Aku nggak mau buat kamu kecewa. Lebih baik kamu menjauh dari aku”. Tata segera berdiri dan berlari dari tempatnya sebelum Ardi sempat mengungkapkan pertanyaan yang lainnya. Ardi tak bisa mengejar Tata. Tata sudah pergi meninggalkan Ardi berdiri dengan seribu pertanyaan di kepalanya.

* * * * *
B E R S A M B U N G

Label: ,