Cerita Sebelumnya:
KAPANKAH KAU KATAKAN ITU (Bagian 2)
Tacia duduk di beranda depan sambil memain-mainkan handphone di tangan kirinya, berharap ada seseorang yang menghubunginya” Apa kak Bintang lupa ya… Sudah dua minggu dia nggak sms, atau lagi sibuk ya?” Tacia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.” Ah, mungkin dia masih sibuk di sana” Tiba-tiba sebuah Mazda X7 hijau tua berhenti di halaman depan rumahnya, dua orang pengemudi dan penumpangnya turun dari dalam dengan arah yang berlawanan” Hai adikku sayang, kok tumben sore-sore gini duduk di depan, lagi nungguin siapa nih?”“Kak Aleidya, kak Rico? Aku kira siapa, mobil baru ya Kak?” Rico merebahkan pantatnya di samping Tacia sambil melepas topi PA-nya (Pecinta Alam, begitu Tacia menyebutnya, karena topi itu mirip dengan topi-topi yang biasa digunakan oleh anak-anak PA untuk berpetualang). Sementara itu Aleidya masuk ke dalam rumah.” Mobil pinjaman Cia, Mobil kakak baru aja ngambek, bannya lagi melahirkan”“Maksudnya…?” Tacia tidak dapat menahan tawa kecilnya karena perkataan Rico” Iya, bannya tadi pagi bocor, nglahirin angin. He… He… He… Nggak lucu ya?”“Kak Rico ada-ada saja” Tacia mengamati Rico sekilas, tampak semburat wajah tampannya diselimuti oleh lelah karena aktivitas di kampus seharian ini.
Tacia mengalihkan pandangannya ke arah jalan mengamati lalu-lalang kendaraan yang silih berganti. Hanya sebentar saja, Aleidya keluar dari dalam rumah membawa satu gelas minuman dingin di atas nampan kecil” Nggak jadi buru-buru nih?” Aleidya berkata sambil memberikan gelas tersebut ke arah Rico” Iya, jadi. Kan nungguin Kamu” Rico mengambil gelas tersebut dari tangan Aleidya lalu meminumnya.” Mau kemana Kak?”“Itu, mobilnya mau dipake yang punya jadi ya harus cepat-cepat dikembalikan” Rico meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja lalu berdiri” Cia, kakak pulang dulu ya”“Oh, ya kak. Wah… Padahal kak Aleidya masih kangen”“Ah, besok kan juga ketemu lagi di kampus” Rico memandang Aleidya, seolah meminta ijin agar diperbolehkan pulang. Aleidya menganggukkan kepalanya pelan” Yuk Ca” Tacia menganggukkan kepalanya” Iya, Kak” Aleidya mengantarkan kekasihnya tersebut ke arah mobil yang diparkir di muka halaman.
Tampak dari jauh mereka berbincang sesaat sebelum mobil yang ditumpangi Rico hilang dari pandangan Tacia. Setelah Rico pergi, Aleidya berjalan menghampiri Tacia lalu duduk disampingnya persis seperti yang dilakukan kekasihnya tadi.” Kok tumben kamu duduk-duduk di sini, biasanya tiap sore gini udah ngilang kemana gitu?”“Lagi males kak, emang lagi nggak ada kerjaan”“Sejak kapan adikku ini punya sifat malas, biasanya aktif terus. Tapi ada baiknya juga sih kamu di rumah kaya gini. Persiapan buat UAN, biar bisa masuk PTN kaya Bintang” ujar Aleidya,” Kak…”“Ya, ada apa?”“Seneng ya punya cowok seperti kak Rico gitu, setia dan benar-benar mencintai Kakak” Aleidya terheran-heran mendengar perkataan adiknya, namun segera dapat menangkap maksudnya” Ya biasa aja kok, suatu saat nanti kamu pasti juga akan mengalaminya”“Kapan, suatu saat itu sepertinya lama sekali datangnya” pandangan Tacia kosong ke arah depan” Jangan bicara seperti itu donk Tacia, nggak baik. Tidak selamanya kamu seperti ini. Suatu saat nanti pasti akan ada seseorang yang benar-benar mencintaimu. Mungkin memang bukan Bintang, tapi pasti ada”“Tapi Tacia ingin kak Bintang yang mencintai Tacia”“Tacia… Kakak sendiri juga tidak mengerti bagaimana sebenarnya perasaan Bintang terhadapmu . Dari awal kamu juga tidak minta kepastiannya sebelum kalian berpisahseperti ini. Sekarang dia sudah jauh, sudah satu tahun kalian berpisah, dia juga jarang menghubungimukan? Bukan maksud kakak menyalahkanmu. Tapi menurut kakak, kamu tidak usah terlalu mengharapkannnya lagi. Kamu konsentrasi saja dulu buat UAN”“Tapi dulu, sebelum kita pisah kak Bintang meminta Tacia untuk menunggunya Kak. Mungkin memang dia masih sibuk sekarang ini” Sampai kapan kamu mau menunggunya. Tacia, jika dia memang benar-benar mencintaimu, sesibuk apapun dia akan tetap menghubungimu dan tidak membuatmu menunggu seperti ini. Sudah sore Cia, kakak masuk dulu ya. Udahlah, jangan dipikir dulu, Oke? Yuk kita masuk kakak belum mandi !”“Kakak duluan aja deh, aku pengen di sini dulu”“Ya udah, kakak masuk duluan ya?” Aleidya tersenyum lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Ingatan Tacia kembali ke masa lalu, ketika pertama kali ia dan Bintang berkenalan di perpustakaan sekolah, ketika mereka mulai akrab dan sering jalan berdua. Bintang sering memperlakukan Tacia seperti pacarnya, tetapi tidak pernah sekalipun mengungkapkan cinta dan sayangnya pada Tacia. Apabila Tacia berusaha menyinggung status hubungan mereka, Bintang selalu menghindar dan berusaha mengalihkan perhatiannya pada hal lain. Namun, Bintang juga sering mengatakan janji-janjinya kepada Tacia, bahwa suatu saat nanti apabila ia sudah mendapatkan tempat kuliah yang sesuai dengan keinginannya di luar kota, Bintang akan datang lagi kepada Tacia dan menyuruh Tacia untuk menunggunya. Di tengah-tengah hubungan mereka terkadang muncul sosok Niena, seorang perempuan cantik dan sudah dewasa. Usianya dua tahun di atas Bintang, Bintang sendiri sering menceritakan tentang Niena pada Tacia. Ketika Bintang masih duduk di bangku SMA, Niena sudah duduk di bangku kuliah. Mereka berdua adalah mantan kekasih. Walaupun begitu, hubungan pertemanan Bintang dengan Niena masih tetap berjalan sampai sekarang. Apabila Niena sedang libur kuliah, ia pulang ke rumah orang tuannya yang berjarak tidak jauh dari rumah Bintang, mereka berdua adalah tetangga dekat. Terkadang bila ada waktu senggang, Nienalah yang menjemput Bintang pulang sekolah.
Label: Cerpen, Kapankah Kau Katakan Itu
Click for Komentar