So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 10/06/13 | @ 23.20

Cerita Sebelumnya:


Cerpen: Bintang Telah Memudar (3)

Amel hanya diam mendengar pernyataan Adith, ia tak menyangka kalau Adith akan berkata seperti itu.

“kamu…kamu…, kamu bercandakan Dith?” aku tau kamu pasti bercanda.”

“Aku nggak bercanda sama kamu Mel!” aku bener-bener sayang sama kamu.”

Amel pun kembali terdiam, setelah Adith meyakinkannya akan perasaan Adith padanya.

“Kalau kamu nggak percaya akan perasaanku, kamu bisa tanyakan ke Dion!! Ia tau semua bagaimana perasaanku padamu.”

Amel kemudian melihat Dion dari kejahuan, lalu melangkah menghampiri Dion yang sedang melihat-lihat pemandangan sekitar. Tanpa berkata apapun Amel meninggalkan Adith sendirian, namun Adith cepat-cepat mengejar Amel.

“Ion, kenapa kamu membohongi aku?”

Dion terperanjat dan menoleh kesamping, tak menyangka Amel sudah ada di sampingnya bersama Adith.

“Apa maksudmu Mel?” Dion bingung atas pertanyaan Amel.

“Tidak usah pura-pura, kamu taukan perasaan Adith ke aku? Tapi kenapa kamu tak pernah ngomong ke aku Ion?”

“Aku saja, baru tau sekarang kalau Adith suka sama kamu.”

“Aku nggak percaya sama kamu Ion.” bentak Amel ke Dion.

Amel pun lari menjauh dari kedua sahabatnya. Tapi Adith dan Dion mengejar Amel untuk menjelaskan semuanya.

“Brengsek!! kamu Dith, kenapa kamu tidak menjelaskan ke Amel, kalau aku memang baru tau perasaanmu ke Amel sekarang setelah kamu kasih tau aku.” Sambil mendorong Adith dan Adith pun terjatuh, terus bangkit dari jatuhnya.

“Kamu yang Brengsek!! Penipu!! Sok mendukungku padahal kamu sendiri juga sukakan sama Amel?”Adith pun ganti mendorong Dion. Dionpun terguling ketanah, dan cepet-cepet bangkit.

“Apa maksudmu!!?”

“Alah… kagak usah mengelak, aku sudah tau semuanya karena aku sudah membaca semua diarymu yang berisikan tulisan cinta ke Amel.”

Dion kaget mendengar perkataan Adith.

“Lancang!! Kamu Dith, beraninya kamu mencuri dan membuka diaryku.” Dionpun menonjok Adith sampai berdarah.

“kalau memang, aku suka sama Amel kenapa Dith!!?”Dion terus meluncurkan tinju ke Adith, Adhitpun juga tidak mau mengalah dan ganti meluncurkan tinju ke Dion. Keduanya sama-sama dikuasai emosi. Kemudian Amel menghampiri kedua sahabatnya dan mencoba melerainya.

“Cukup…cukup…cukup. Sudah berhenti!!!”

Dion dan Adith sadar bahwa ada orang yang sedang melerai mereka, Akhirnya mereka berhenti berkelahi. Setelah itu Dion dan Adith melihat ke atas melihat siapa yang melerai mereka, ternyata Amel. Mereka malu bukan pada Amel.

“Kalian seperti anak kecil aja!!” bentak Amel kepada kedua sahabatnya.

“Maaf kan kami Mel, sebab kami…”

“Sudahlah, nggak usah menjelaskan apa-apa aku udah denger semua pembicaraan kalian tadi waktu berkelahi. Dan saya juga sudah putuskan siapa di antara kalian yang akan menjadi pacarku.”

Dion dan Adith pun penasaran dan berpikir kira-kira siapa yang akan di pilih Amel.

“Pertama Dion, Ion aku jujur sama kamu, kamu itu orangnya sangat baik sama aku dan pengertian sama aku, dan aku tidak mau kehilangan kamu.”dan

“Selanjutnya kamu Adith, Dith aku juga jujur sama kamu, kamu itu orangnya dewasa, pintar, pemberani dan kamu tuch orangnya terbuka sama aku. Dan aku juga tak mau kehilangan kamu. Jadi, salah satu diantara kalian tidak akan aku jadikan pacar, tapi dua-duanya akan aku jadikan sahabat sejatiku untuk selamanya.”

Dion dan Adithpun merasa puas akan keputusan Amel, dan keputusan Amel tidak membuat diantara Dion dan Adith kecewa.

“Sekarang kalian udah tau jawabannya, maka daripada itu kalian harus saling memaafkan.”

Dion dan Adith pun menuruti perintah Amel, akhirnya mereka Saling memaafkan dan berpelukan.

“Ha…ha…ha.” semua tertawa terbahak-bahak dan akhirnya mereka bertiga kembali menjadi sahabat, setelah semuanya selesai ketiganya memutuskan untuk pulang.

TAMAT

Label: ,