So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 10/06/13 | @ 22.31

Lanjutan dari Cerpen: Katakan Pada Hatiku (1)

Aku merasa nggak enak sudah membohongi orang tuaku, aku hanya tak ingin mereka khawatir dengan keadaanku yang aku sendiri tak tau apa sebenarnya yang terjadi pada diriku. Namun aku sudah tidak mampu mengusai diriku aku pun berteriak-teriak dan menjerit, dan saat itupun ibuku tak pernah beranjak meninggalkanku, beliau selalu menemaniku sambil membacakan do’a-do’a supaya hatiku tenang. Sebenarnya aku merasa malu pada ibu, tidak seharusnya aku membuatnya menangis karena keadaanku ini. Seharusnya diusiaku yang menginjak dewasa ini aku lebih bisa mandiri dan berusaha menunjukkan jati diriku, namun sebaliknya aku malah hanya bisa berbaring lemah tanpa tau apa yang terjadi pada diriku.

Haripun berlalu begitu saja, namun keadaanku tetap tak ada perubahan sedikitpun. Tanpa aku sadari keadaanku ini telah tersebar ketetangga, desas-desus yang terdengar yaitu aku menjadi sakit-sakitan karena ditinggal kekasihku keluar kota, dan itu memang benar, iwan sudah 1 bulan lebih keluar kota untuk bekerja keluar kota mengikuti ayahnya. Dan aku harus merelakannya pergi saat ia berpamitan denganku. Rasanya singkat sekali baru seminggu kita berkenalan kemudian ia harus pergi. Aku memang rawan dalam urusan perasaan, baru pertama aku mengenal cinta, memahami dan merasakan apa kata hatiku, namun cinta itu harus pergi dan meninggalkan hatiku yang mulai memahami apa kata hatinya. Kubiarkan cinta itu pergi karena memang tak ada suatu alas an untukku menahannya.

Cinta yang berlalu begitu cepat ternyata tidak bisa membuat aku menjadi orang yang mampu berdiri seperti sebelumnya, perasaan ada sesuatu yang hilang terus saja membayangi hatiku, hingga akhirnya aku pun tak kuat menahan perasaan ini. Aku merasakan sesuatu yang tak pasti dari hatiku, jarak kadang memang bisa membuat diri menjadi jauh dari kepastian. Walaupun kepercayaan bisa menjembataninya, namun jarang pertemuan antara hati dan hati bisa membuat semuanya hilang sedikit demi sedikit. Dan aku harus menanggung perasaan ini sendiri dalam keadaan bimbang, dan aku harus menepis semua kerinduan.

Tiga bulan berlalu dan aku melalui hari-hariku seperti biasa, aku sudah mulai beraktifitas seperti biasanya, namun aku merasa masih ada sesuatu yang terasa hilang dari hatiku, rasanya tidak ada yang bisa mengobati.

Label: ,