So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 29/06/13 | @ 11.16

Cerita Sebelumnya:


AKU BENCI KAU DENGAN CINTAKU (Bagian 3)

Saat ini akhirnya tiba, benarlah sudah kata orang bahwa Tuhan itu maha adil. Siapa yang menyakiti hati seseorang maka kelak dia akan tersakiti pula. Entah hal ini dilakukan Devan dengan sengaja atau tidak, tapi setelah lama meratapi kesedihannya, Diandra pun sadar dan bisa menerima kejadian ini serta menganggapnya sebagai balasan atas perbuatanya yang pernah menyakiti hati laki-laki yang saat ini sangat dicintainya itu. Hal ini tidak terlepas dari dukungan Ryan yang selalu memberikannya semangat dan memeberikan kata-kata yang selalu bisa membuatnya kuat menghadapi kenyataan bahwa Devan adalah milik orang lain. Diandrakini mengerti mengapa dalu orang tuanya tidak melarangnya pacaran. Ternyata semua itu demi kebaikan putrinya, agar tidak merasakan sakit seperti yang dirasakannya sekarang.

* * * * *

Hari raya pun tiba, tanpa menduga Ryan bersilaturahmi kerumah Diandra bersama dengan Devan. Setelah kejadian itu, ini pertama kalinya bagi mereka bertemu. Rikuh memang, tapi Ryan selalu bisa mencairkan suasana. Ryan pun mengajak untuk bersilaturahmi ke rumah teman-teman yang lain. Setelah menunggu Dii berganti baju merekapun pergi, Ryan meminta Devan untuk membonceng Diandra dan Devan pun mengiyakan permintaan itu. Setelah selesai bertandang ke rumah teman-teman mereka, Ryan meminta ijin langsung pulang kerumahnya. Diandra yang masih di bonceng Devan hanya bisa diam selama perjalanan pulang. Lalu tiba-tiba saja motor Devan berbelok arah dan dia mengatakan ingin mengajak Diandra pergi ke suatu tempat. Tempat itu sangat indah, terletak di daerah dataran tinggi yang dipenuhi dengan hijau pepohonan serta sinar matahari yang menerobos lewat celah dedaunan membuat suasana tengah hari yang terik itu menjadi asri dan sejuk. Kicau burung-burung yang hinggap di atas pohon pun meyertai terciptanya suasana yang tenang dan damai. Di tempat itu Devan menjelaskan apa yang terjadi saat itu, dan apa alasannya melakukan hal itu. Diandra hanya bisa tersedu mendengarkan penjelasan itu. Setelah selesai bercerita Devan bertanya

“Dii, apa kamu membenciku?”

“Aku bisa menerima apa pun yang kamu lakukan padaku.”

“Tapi aku mohon maafkanlah aku!”

Diandra makin tersedu mendengar hal itu dan tiba-tiba saja dia berkata dengan suara yang lirih dan masih terisak.

“Yah, aku benci kamu Van!”

“Aku membencimu dengan seluruh cintaku.”

“Hanya itu Van yang bisa aku lakukan.”

Isak yang tertahan itu pun tidak mampu terbendung sampai akhirnya luber. Tiba-tiba saja secara spontan Devan memeluk tubuh gadis yang terlihat rapuh dan lemah dihadapannya itu.

* * * * *
T A M A T

By: Ari Dwi Cayanti

Label: ,