So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 29/06/13 | @ 11.03

AKHIR SEBUAH PERAN (Bagian 1)

“Ami…” rajuk Sally,” ya, please…”, rajuknya lagi.” Gimana ya?”, goda Ami melihat temannya yang merajuk seperti anak kecil.” Boleh ya?”, tanya Sally lagi sambil mengguncang-guncang tangan Ami.” Aku kan penasaran mendengar temanku yang polos dan pendiem ini bisa dapat cowok anak kuliahan yang umurnya beda empat tahun. Kan aneh gitu, paling nggak ya temen sekelas lah ato malah dijodohin, lha ini, kenal di mall? Jangan-jangan, cowokmu bopeng ya? Hehehe” goda Sally.” Enak aja!” sungut Ami.” Makanya, klo gitu kenalin dong! Biar aku nggak mikir yang macem-macem! Masa punya pacar ganteng nggak dikenalin ma temenmu dari kecil yang cantik ini?”. Ami terdiam sebentar, tapi wajahnya tersenyum apalagi melihat wajah memelas Sally, akhirnya” Baiklah!”.” Ye…, Ami cantik deh!”, teriak Sally, girang.” Tapi janji,…”kata Ami tiba-tiba.” Apa?”.” Jangan sampai kamu curi perhatiannya, ingat, dia pacarku!”kata Ami dengan penuh ancaman.” Oke-oke, aku akan menepati janji, tuk…merebut pacarmu!” goda Sally.” Apa? Awas ya!”, teriak Ami, lalu dia mengejar Sally yang mencoba bersembunyi, kamar Ami yang lumayan besar itu kini riuh oleh teriakan dan jeritan menghiasi hari yang menjelang malam.

* * * * *

Siang itu Sally sudah berada dalam kamar Ami karena pacar Ami janji akan datang.” Mi, siapa sih nama cowokmu?”, tanya Sally sambil mendekati Ami yang sibuk dandan.” Andi, kenapa? Awas lho!” jawab Ami masih sibuk bercermin.” Enggak-enggak, tenang aja! Tapi…, klo si Andinya yang mau sama aku, jangan marah lho!”.” Ih…, mas Andi bukan tipe kayak gitu ya, nggak mungkin dia akan mengkhianatiku, ngaco kamu!” jawab Ami kesal.” Iya deh, iya, mas Andi adalah cowok tersetia di dunia!”, teriak Sally seperti orang yang tengah berdemo di depan gedung DPR. Amipun mencubit Sally, lagi-lagi terjadi pergulatan, tapi tiba-tiba kegaduhan itu berakhir ketika bel pintu meraung-raung.” Andi!” teriak Ami dan Sally hampir bersamaan lalu keduanya berhambur lari ke pintu depan.” Hai sayang,” kata cowok yang lumayan cakep itu setelah pintu di buka. Andi adalah cowok yang berpenampilan rapi dan terlalu wangi untuk ukuran cowok. Badannya yang lumayan kerempeng diimbangi tingginya yang pas, jadi tidak terlalu terlihat kurus kering, setidaknya itu pendapat Sally begitu melihat Andi.” Hai Ndi,” balas Ami,” Ayo masuk dan silakan duduk tuan muda!” goda Ami.” oh ya, kenalin ni temen Yayang dari kecil ampe sekarang kelas 1 SMA, namanya Sally”.” Sally” kata Sally yang sedari tadi bengong, ia menerima uluran tangan Andi.” Andi”, kata Andi,” Cantik juga ya,” kata Andi kemudian.” Duh, Yayang cemburu nih!”, rajuk Ami sewot, sedangkan Sally hanya tersenyum malu.” Hahaha, Yayang, Yayang,Yayang jangan cemberut gitu dong! Yayang jangan kuatir, buat Andi, Yayang Ami adalah cewek yang tercantik” kata Andi sambil mencubit pipi Ami. Sally hanya tersenyum melihat adegan itu, sedangkan yang dicubit makin mesra menggandeng tangan kekasihnya.

* * * * *

Sejak perkenalannya dengan Andi, Sally menjadi agak bimbang. Andi menjadi sering menelphonnya untuk hal-hal yang kecil. Sally merasa aneh karena hal-hal yang ditanyakannya bukan soal Ami, tapi hanya apakah dia sudah makan, sedang apa, atau hal-hal yang disukai Sally. Ada perasaan takut yang merayapi hatinya, jangan-jangan Andi itu playboy dan hanya ingin mempermainkan Ami, sahabatnya, pikir Sally. Sally ingin mengatakan itu pada Ami, tapi melihat cinta Ami pada Andi, Sally ragu kembali. Ami terlihat begitu mencintai Andi, setiap hari Sally selalu mendengar Ami bercerita tentang Andi. Ami tampak begitu bahagia ketika bercerita, itu terlihat benar di mata indah Ami. Apalagi Sally tahu Andi adalah cinta dan pacar pertama bagi Ami, Ami yang dikenalnya begitu pendiam dan polos.” Tidak, aku tidak boleh mengatakan pada Ami tentang Andi yang sering menelphonku”, putus Sally akhirnya.” Kriing…, kriing…”, dering telphon membuyarkan lamunan Sally, segera ia mengangkat gagang telphon yang berada di meja tepat di samping tempat tidurnya.” Halo,”sapa dari seberang begitu telphon diangkat.” Halo, ada yang bisa saya bantu?”, jawab Sally.” Sally kan? Ni Andi, tentunya masih inget kan?”.” Oh kamu, ya ingetlah wong baru tadi pagi nelphon dan ini juga siang belum berlalu lama, ada apa?” jawab Sally agak ketus.” Duh cantik-cantik kok galak sih? Gini, e…., nanti siang Sally ada acara nggak?”, tanya Andi terdengar agak gugup.” Nggak, emang kenapa?”, tanya Sally ogah-ogahan.” Gini, gimana kalo kita jalan? Di taman misalnya?”.

Sally terhenyak mendengar ajakan itu, mau apalagi ni orang? Tapi, kuterima aja tawarannya, aku ingin tahu apa mau ni orang, katanya dalam hati.

“Gimana ya?”, tanya Sally mencoba memancing reaksi Andi.” Ayo dong Cantik, aku kan nggak minta macem-macem, masa jalan gitu aja nggak bisa?”, rayu Andi. Sally merasa ingin muntah mendengar kata-katanya.” Ya udah, jadi di mana?”, jawab Sally akhirnya walau hatinya memaki-maki.” Oke, kita ke taman kota aja, kan dekat tuh dari rumah Sally. Andi jemput atau ketemuan di sana?” , tanya Andi girang. Ih, nggak niat banget, pikir Sally,” Ketemuan di sana aja, jam empat!”.” Bener nih nggak mau Andi jemput? Ya udah, Andi tunggu di sana, jam empat! Sally cantik deh, mau jalan ma Andi”. Sally makin muak mendengarnya,” Jadi nggak nih? Kok nggak ditutup-tutup? Aku kan mau siap-siap, ni dah jam berapa?”.” Oke-oke, Andi tutup, Sally jangan ngambek dong, jangan dibatalin ya acaranya!”, rayu Andi,” Ya udah, Andi tutup nih, ampe ketemu di taman ya, Sally cantik,…daaa”, tak berapa lama kemudian terdengar gagang telphon diletakkan. Sally menghembuskan nafas panjang, kepalanya makin pusing. Tapi dia ingin tahu apa sebenarnya mau Andi dengan harapan dia bisa mengumpulkan banyak fakta pada Ami. Sally akhirnya memutuskan untuk mandi. Kakinya ia seret keluar kamar.

* * * * *
B E R S A M B U N G

Label: ,