Cerita Sebelumnya:
AKHIR SEBUAH PERAN (Bagian 3)
“Nggak, nggak mungkin!” teriak Ami mendengar cerita Sally tentang kejadian sore kemarin.” Nggak mungkin!” teriaknya lagi. Sally menarik nafas panjang. Ada sesal di hatinya ketika melihat wajah Ami yang mendung. Ia mengutuk dirinya sendiri akan keputusannya sore ini datang ke rumah Ami dan menceritakan kebusukan Andi.” Ya mpun Mi, mana mungkin aku bohongin kamu? Kamu kenal aku sejak kecil! Andi itu buaya!” kata Sally pelan.” Tapi itu nggak mungkin Sall, Andi orangnya baik dan selama ini dia tidak pernah menunjukkan gelagat seperti yang kamu bilang barusan! Atau jangan-jangan kamu ingin merebut Andi dariku dengan membuat cerita bohong?” Sally melotot mendengar pertanyaan itu, ada perasaan sedih yang tak terucapkan. Ia berharap ia hanya salah dengar. Ia kecewa ternyata Ami meragukan kesetiaan persahabatannya. Ami sendiri sebenarnya menyesal telah mengatakan hal itu, dia sangat mengenal dan menyayangi Sally, sahabat sejak kecil yang selalu dipercayainya sampai beberapa detik yang lalu ketika Sally menceritakan kebusukan Andi. Namun cinta Ami yang begitu besar pada Andi menutup semua logika yang ada. Ada keinginan untuk percaya pada Sally tapi ia juga takut kehilangan Andi, cowok yang mengenalkannya pada cinta.” Terserah kamu Mi, aku dah berusaha menjelaskannya padamu. Aku hanya tidak mau kamu dibodohi oleh buaya seperti Andi. Aku sayang ma kamu Mi!” ketika mengatakan hal itu, air mata Sally bergulir melewati pipinya yang dipoles make-up tipis. Lalu ia beranjak dari duduknya dan melangkah keluar dari kamar Ami. Sebetulnya Ami ingin sekali menahannya, tapi lagi-lagi cinta itu menghalanginya, cinta pada Adi yang baginya adalah cinta sempurna. Ami lebih sulit percaya lagi mengingat perkenalan Andi dan Sally yang masih berumur dua minggu, mana mungkin secepat itu, pikirnya. Tapi bukankah dia dulu juga hanya butuh perkenalan dan pedekate yang sangat singkat?” Tidak, aku juga tidak mau kehilangan Sally”, kata Ami dalam hati.
Akhirnya Ami memutuskan untuk mengejar Sally, tapi langkahnya terhenti di tangga ketika terdengar percakapan di ruang tamu rumahnya. Suara-suara itu sangat akrab di telinganya. Ami memutuskan untuk bersembunyi untuk mendengarkan percakapan tersebut.” Gimana Sall, tentang tawaran Andi kemarin? Soalnya kalau kamu setuju, ini hari Andi akan mutusin Ami”. Jantung Ami berdegup keras, ia melangkah sejengkal untuk mengintip, benar saja, di ruang tamu itu ada Sally dan Andi.” Duh, gimana ya, soalnya aku belum bisa percaya ceritamu tentang Ami” jawab Sally masih mencoba menahan diri.” Percaya deh ma Andi! Ami itu memang gadis yang tak tahu diri! Malah dia pernah ngancam mau bunuh diri kalau Andi nggak terima cintanya. Lagian, dari cara ngrayunya, udah kelihatan kalau dia itu cewek mata duitan!”. Hati Ami sangat panas mendengarnya. Ia ingin keluar dari persembunyiannya untuk melihat reaksi Andi, tapi ia urungkan niatnya. Ia ingin mendengar percakapan selanjutnya.” Gimana Sall? Andi bener-bener sayang ma Sally. Andi belum pernah merasakan ini sebelumnya pada cewek manapun. Masa Sally masih nggak percaya? Sejak melihat Sally pertama kali aja, Andi dah deg-degan, apa namanya coba kalau bukan cinta?”. Sally tersenyum sinis mendengar rayuan Andi.” Huh, asal kamu tahu ya Ndi, aku tuh dah kenal Ami sejak kecil, aku tahu sifat-sifat dia! Aku juga tidak mungkin mengkhianati sahabatku sendiri demi buaya darat kayak kamu!” kata Sally sambil berlalu meninggalkan Andi yang terbengong-bengong.” Ini kesempatan aku keluar” kata Ami dalam hati.
“Ya udah, dasar cewek galak, bego, diajak enak nggak mau! Emangnya Andi sedih ditolak ma kamu! Masih banyak cewek yang mau dengan cowok seganteng Andi!” teriak Andi pada Sally yang tak lagi menoleh.” Ada apa Ndi?” tanya Ami yang tiba-tiba sudah ada di belakang Andi. Andi terperanjat,” Ah, enggak, e…, ini lho, Andi sedang menghafal dialog drama buat besok di kampus” jawab Andi gugup.” Judulnya apa?”, tanya Ami tenang, seolah tidak terjadi apa-apa.” E.., judulnya…, judulnya…, apa ya?” tanya Andi pada diri sendiri.” Oh iya, anu, judulnya Sang Playboy!” kata Andi akhirnya setelah beberapa lama.” Sang playboy yang udah punya pacar, tapi menggoda teman pacarnya, dan ditolak?” tanya Ami lagi masih tenang.” Ya, ya, betul! Kamu kok tahu sih?” jawab Andi sekenanya, tapi ada kegugupan di wajahnya.” Ya tahu dong, aku kan berperan jadi pacar playboy itu” kata Ami mulai kasar.” Maksud kamu Sayang?” tanya Andi pura-pura tidak mengerti.” Si pacar dimaki-maki di depan temennya, demi mengambil hati cewek itu kan? Tapi sayang cewek itu lebih mencintai persahabatannya, iya kan?” lanjut Ami tidak memperdulikan pertanyaan Andi.” Sayang, pasti ini cerita si Sally kan? Jangan percaya ma dia Sayang! Dia itu cewek bermuka dua. Lidahnya tajam. Emangnya dia bilang apa aja ke kamu? Dia pasti cerita yang enggak-enggak tentang Andi ya? Dia pasti bilang kalo Andi ngerayu dia, padahal dia yang ngerayu Andi. Malah dia nyuruh Andi untuk mutusin Yayang” kata Andi sambil merangkul Ami yang hanya diam. Tetapi di luar dugaan Andi, Ami menyentakkan tangannya,” Oh ya? Tega bener tuh temennya? Atau si playboy yang kata-katanya nggak bisa dipegang?”.
“Lho, kamu kok malah percaya ma Sally sih daripada ma Andi, pacar Ami sendiri? Padahal Sally dah ngejelek-jelekin Ami lho!”.” Akhir ceritanya gini kan?” tanya Ami sambil menampar pipi Andi keras-keras.” Lho, kamu kok jadi gini sih sayang?” tanya Andi yang meringis kesakitan. Ia pegangi pipinya yang memerah.” Lho, kenapa? Akhir ceritanya kan gitu? Terus gini kan, dasar playboy! Hubungan kita sampai di sini! Selamat tinggal!” Ami mendorong keluar rumah tubuh Andi yang masih terpaku tidak percaya. Ami kemudian mengunci pintu dari dalam dan berlari ke kamarnya.” Sayang, dengerin dulu dong! Akhir ceritanya si playboy sadar dan berbahagia bersama pacarnya!” teriak Andi sambil menggedor-gedor pintu, tapi semuanya hanya sia-sia. Ami tak pernah keluar dan Andi juga tidak menyadari ada kejutan lain untuknya.
Label: Akhir Sebuah Peran, Cerpen
Click for Komentar