So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 10/06/13 | @ 23.35

Cerita Sebelumnya:


Cerpen: Dua Arti Lupa (3)

Rini segera tertunduk lemas di kursi makan. Mukannya cemberut. Ibu benar-benar lupa atau belas dendam sih? Soalnya akhir-akhir ini Rini suka melupa-lupakan tugas dari Ibu. Jangan-jangan Ibu sekarang sengaja memberi pelajaran kepadanya.

“Ya sudahlah, terpaksa ku bawa air putih ini saja,” kata Rini sambil membawa empat gelas ke ruang tamu.

Sambil duduk bersama teman-temannya Rini mengingat-ingat kejadian beberapa hari terakhir ini. Kalau sekarang dia merasa kecewa dan kesal, tentu begitu juga perasaan Ibu ketika ia melupakan janjinya kemarin. Duh, ternyata melupakan janji itu hasilnya tidak enak, ya.

Rini jadi menyesal. Dalam hati ia berjanji tidak mau sengaja melupakan pesan Ibu lagi. Apalagi cuma gara-gara novel.

“Apa boleh buat. Aku bilang saja ke teman-teman kalau Ibu lupa membuatkan makanan,” ucap Rini dalam hati. “Mereka kan juga tahu kalau Ibu sedang mengantar tetangganya yang mau melahirkan.”

Tak lama kemudian ketika sedang asyik-asyikan belajar, Ibu dan Aji datang tergopoh-gopoh.

“Wah, sudah mulai ya,” sapa Ibu pada teman-teman Rini.

“Maaf ya, tadi Ibu tidak sempat masak. Hampir saja Ibu lupa kalau kalian semua mau belajar bersama. Tapi jangan khawatir… Ibu bawakan nasi bungkus dan es teler buat kalian. Dijamin enak deh…” kata Ibu.

“Wah, asyik sekali… terima kasih ya Bu,” kata teman-teman Rini serempak.

Rini melihat Ibu tersenyum lebar. Pancaran mata Ibu penuh kasih sayang ketika menatapnya. Tak ada tanda-tanda sengaja ingin membalas dendam padanya. Rupanya Ibu benar-benar lupa. Ah, ia sudah berprasangka buruk pada Ibu.

Rini dan Ibu menuju ruangan yang penuh ember-ember besar. Meski begitu sempit tetapi Ibu dan Rini senang ketika berada di dapur. Biasanya kalau Rini tidak ada tugas sekolah, Rini selalu membantu Ibu membuat roti pesanan tetangga-tetangga Rini.

“Terima kasih ya, Bu. Ibu baik sekali. Rini sayang sama Ibu,” ucap Rini saat membantu Ibu menuang es teler di dapur.

Ibu memeluk Rini dengan erat. “Ibu juga sayang sama Rini.”

“Ibu, maafkan Rini karena beberapa hari ini Rini sering membuat Ibu kecewa. Rini sebenarnya sengaja melupa-lupakan bila disuruh Ibu, karena Rini ingin cepat pulang dan membaca novel. Rini benar-benar menyesal Bu, maafkan Rini ya Bu? Rini janji tidak akan mengulanginya lagi,” ucap Rini dangan mata berkaca-kaca.

“Iya ya, Ibu maafkan kesalahan kamu. Ibu senang karena kamu sudah mau mengakui kesalahannya. Ibu lupa karena Ibu memang benar-benar lupa, bukan karena ingin balas dendam apada kamu,” jelas Ibu.

Rini membawa empat piring nasi bungkus dan es teler ke ruang tamu dan mempersilakan teman-tamannya makan. Sedangkan Ibu tetap di dapur karena akan melanjutkan membuat roti pesanan Ibu RT.

Dan setelah selesai belajar bersama, Rini menuju dapur untuk membantu Ibu menyelesaikkan pesanan roti yang akan diambil sore nanti.

TAMAT

by: Elanda Afidian

Label: ,