So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 12/06/13 | @ 11.50

Cerita sebelumnya:


Amplop Putih Dipertanyakan (4)

Dua perempuan yang sangat disayangi ini nampak gelisah –terlihat dari mata yang berkaca-kaca dan ekspresi yang terkesan khawatir- mendengar pemilik nama lengkap, Oemar Wicaksono mengungkap keinginannya bekerja di luar negeri.

Tapi,, luar negeri bukan duniamu?

"

Tidak, Bu. Aku akan berusaha mengumpulkan semua gajiku untuk melunasi hutang-hutang kita dan sebagai tabungan masa depan bagi anak-anakku.. Di luar sana, akan kutemukan banyak celah-celah kehidupan yang lebih baik dan pastinya akan ku persembahkan untuk istri dan keluargaku” “Di sana, aku akan temukan mutiara-mutiara terpendam walau harus ku temukan dari cerobong pabrik. tambahnya.

" "

Kalau hanya itu alasanmu, kenapa abang mesti ke Malaysia lagi?” “Apa ini sikap kerdilmu, untuk menghindar dari kekalahan? sahut Drama.

"

Dua perempuan itu berusaha mencegah keinginan lelaki itu untuk kembali mencari peruntungan di negeri seberang.

Cukup, sayang! Biarkan abang pergi. Jangan seperti orang kampung ini, yang tak mau lagi peduli, bagaimana menempuh perjalanan panjang untuk satu perubahan.

Oem berbesar hati mendinginkan suasana.

Bu, Drama, aku akan pergi. Fajar kecil akan segera hadir menyemarakkan dunia. Tenanglah, Fajar itu yang akan menemani riuh tawa di rumah ini

Kedua perempuan itu hanya diam terpaku.

* * * * *

Tepat jam lima pagi, Oem sudah keluar dari rumah. Oem tidak akan pusing lagi dengan sapaan basa-basi dari orang-orang kampung yang akan menertawakan sengit keluarganya.

Ia yakin dengan keputusannya.Segera ia mengurus kelengkapan administrasi dan psikology sebelum berangkat mengais rezeki di negeri orang.

Yah….berbekal pengalaman beberapa tahun menjadi tenaga kerja -yang menghasilkan devisa cukup besar bagi negara itu- Oem tak canggung lagi dan tentunya dapat membereskan apa-apa yang dibutuhkan dengan sangat cepat. Pastinya, itu akan mempercepat keberangkatannya ke salah satu negara di kawasan Asia tersebut.Pulang dari kantor pemberangkatan calon tenaga kerja ke luar negeri itu, Oem bergegas pulang. Menapak tegel berwarna putih di ruang tamu itu, Oem lantas melangkahkan kaki menuju kamarnya. Namun, sebelum mendarat di tempat peraduaan, ditemui dua perempuannya berdzikir.

Melafadzkan asma Tuhan.

Aku berjinjit perlahan-lahan, mendengar keinginan ibu mertuaku agar aku segera diberikan keselamatan dan berkah yang halal di negeri orang.

Perempuan kecilku juga menengadahkan kepalanya mengucap pengharapan akan hadirnya sosok Fajar disaat sang pujaan hati mengadu nasib di negeri seberang.

Hati lelaki yang menginginkan sesegera mungkin mendapatkan anugrah memiliki buah hati tersebut tersentuh atas doa-doa yang dipanjatkan bidadari-bidadari hidupnya, tapi Oem sudah terlalu lelah dan menyelinap ke kamar tidur.

* * * * *

Oem menengadah melihat langit yang mulai malam dari bilik jendela disampingnya dan sesekali melirik wajah cantik pramugari menawarkan segelas kopi cappuccino hangat di meja lipatnya.

“Drama jauh terlihat lebih cantik dari mereka. Kerudung yang menutupi rambut lurusnya masih terus menyemangatiku untuk bekerja lebih giat dan membawakan sekantong permen untuk Fajar.”

Gumam Oem sesekali melirik ocehan teman sebangkunya, yang entah bahasa apa yang diucapkannya

Sebaris kalimat berlafadzkan bahasa Arab menyambut kedatangan Oem. Ahlan wassahlan

T A M A T

Label: ,