So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 11/06/13 | @ 14.47

Cerita sebelumnya:


Di manakah Jawaban Itu? (6)

“El kita sudah bicara sama Dimas, kita sudah ngeyakinin dia kalau Fia nggak bersalah, tetapi dia nggak percaya dan Kayaknya Riki dan Tomi dicuekin gitu.” Bunyi dari tulisan sms Aji.

“Hai Fi mau berangkat sekolah kan?”

“Iya El, bareng yuk?”

“Iya, ayo! Eh Fi…maaf ya aku nggak bisa bantu kamu sama Dimas karena tadi Aji sms gitu, katanya Riki nggak berhasil membujuk Dimas.”

“Ya sudah El nggak apa-apa, yang penting kan kamu sudah bantu aku, dan terima kasih ya?”

“Iya sama-sama. Eh Fi aku belok dulu ya, sampai ketemu nanti.” Aku belok dari jalan lurus sekolah Fia karena sekolahku lebih dekat dari sekolah Fia.

“Iya, sampai ketemu juga.” Fia sesampai di sekolahnya bingung mencari Ria dan Indri, karena penasaran dengan kejutan yang dibilang Indri kemarin.

“Eh lihat Indri nggak?” tanya Fia kepada salah satu temannya

“Nggak tahu, mungkin belum berangkat kali, eh itu mereka.”

“Oya makasih ya? Hai Ri, Ndri, gimana ceritain cara kalian mendapatkan bukti tersebut dan dari mana?” Indri menunjukkan rekaman itu kepada Fia

“Bagaimana bisa kalian merekam semua ini?”

“Kita gitu, iya nggak Ri?”

“Huh dasar kalian”

Bukti itu akhirnya ditunjukkan kepada Dimas, dan akhirnya Dimas sadar kalau memang Leni adalah biang kerok semuanya, akhirnya Dimas dan Fia bisa dekat kembali dengan Fia dan bersahabat seperti yang dulu.

“thanks ya teman-teman atas bantuan kalian?” ucap Fia sambil memeluk Ria dan Indri

“Iya sama-sama, kita seneng banget akhirnya kalian berdua bisa sahabatan lagi dan dekat.”

“Hah nggak salah, Dimas dan Fia bisa dekat lagi? Leni terkejut

“Dim loe kok sama Fia lagi, loe kan tahu kalau dia itu jahat banget sama loe.”

“Nggak salah nih, bukannya loe yang jahat banget sama aku dan Fia. Jangan suka memfitnah orang deh jadi orang itu!

“Tapi Dim….bukan maksud aku…..” Dimas dan Fia pun meninggalkan Leni yang sedang bicara sendiri.

“Brengsek, semua yang ku rencanakan hancur, siapa yang membuat Dimas jadi begitu lagi sama Fia ya?” Leni bicara sendiri dan tiba-tiba, Indri dan Ria berbicara dari belakangnya.

“mau tahu siapa yang membuat mereka jadi begitu lagi nih?” Ria dan Indri pun menunjukkan hasil rekamannya kepada Leni.

“Brengsek kalian curang?”

“Orang curang ya harus dicurangi juga, iya kan Ri?” Leni langsung meninggalkan Ria dan Indri dengan perasaan kesal dan malu.

“Dasar itu anak, sudah tahu kalah masih saja berlagak sok benar, ayo kita pulang Ri.”

Sepulang sekolah Fia menceritakan kepadaku kalau dia dan Dimas sudah dekat lagi dan aku pun bersyukur akhirnya dia bisa dekat lagi.

* * *

“Hai teman-teman?”

“Eh loe Dim, tumben loe mau gabung dengan kita lagi?” Tanya Adi

“Memangnya nggak boleh, kan dari dulu aku selalu bermainnya sama kalian, Cuma kalau kemarin-kemarin itu aku lagi nggak mood, aku ingin sendirian saja.”

“Nggak mood atau lagi patah hati nih?” Tanya Tomi

“Patah hati, maksud kalian apa sih?”

“Sudah deh Dim, loe jujur saja sama kita, sebenarnya loe suka kan sama Fia, loe cinta kan sama Fia, sudah deh jangan sok jual mahal sama kita!”

“Kok bisa sih kalian ngomong kayak gitu sama aku?”

“Sudah deh aku sudah berpengalaman sama anak yang lagi jatuh cinta itu, dia selalu aneh sikapnya, buktinya kemarin pas loe lagi ada masalah sama Fia, loe sensi banget bawaannya, kayak orang lagi patah hati.” Terang Adi lagi

“Mmmmh…memang sih sebenarnya dari awal aku juga nggak tahu perasaanku sebenarnya sama Fia, tapi setelah aku rasakan saat aku berpisah dengan dia kemarin, hatiku rasanya gelisah sekali, aku terus mikirin dia. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta”

“Sudah deh Dim aku saranin loe cepat-cepat ngomong saja tentang perasaan loe dengan Fia, sebelum terlambat! Ya kan teman-teman?” Saran Aji

“Iya Dim.” Sahut teman-teman yang lain

“Ya sudah besok aku coba ngomong sama dia, eh tapi besok masih libur sekolah, gimana?”

“Yah payah loe Dim, ya diapelin dong kerumahnya!”

“Iya juga loe Di, yah sudah aku pulang dulu teman-teman.”

“Lho mau kemana Dim?” TanyaTomi

“Mau bikin kata-kata buat nyatain perasaanku besok.”

“Cieee yang mau nyatain nih, ya deh selamat berjuang membut kata-kata yang indah.” Suport Riki

“Ya sudah teman-teman, terimakasih ya atas semuanya dan aku minta maaf sama kalian atas ketidak percayaanku sama kalian kemarin?”

“Iya, ya sudah sana selamat berjuang!”

Aji pun cepat-cepat sms aku dan memberitahu kepadaku tentang apa yang telah dikatakan Dimas tentang Fia.

* * *

Sepulang main kerumahku, Fia pun mendengar bunyi telephone yang berdering dan mengangkatnya.

“Hallo, assalamualaikum….siapa yach?”

“Hallo, waalaikumsalam, hai Fi ini aku, Dimas, gi ngapain?”

Dimas pun mengatakan maksudnya kalau besok siang dia mau main kerumah Fia. Fia sms aku, dia cerita kalau Dimas tadi telephone dan besok mau main kerumahnya, dan aku tahu maksud Dimas kerumah Fia, tetapi aku nggak mau memberitahu tentang maksud Dimas kerumah Fia, biar itu jadi kejutan buat Fia.

Keesokan harinya, Fia menunggu dimas, padahal dia sudah menunggu Dimas lama, dan dandan secantik mungkin buat Dimas, tetapi dia nggak muncul-muncul. Dia pun kerumahku dan curhat, tapi aku menyuruhnya pulang dan untuk sabar menunggu dirumahnya.

Tidak lama kemudian. Ting…tong…ting…tong…Assalamualaikum, bunyi bel rumah Fia.

“Hah akhirnya, itu pasti dia, aduh aku sekarang kok jadi gugup yach?”

“Hai Fi, sorry yach nunggu lama.”

“Iya nggak apa-apa kok.” Fia jadi salting dengan Dimas.” Setelah sekian lama ngobrol sama Dimas, akhirnya Dimas memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Fia.

“Fi, sebenarnya aku kesini mau ngomong sesuatu sama kamu, tapi akau harap kamu nanti jangan marah yach?”

“Iya memangnya kamu mau ngomong apa sih Dim, jadi penasaran nich?”

“Fi aku nggak tahu mungkin kamu mengira aku ini terlalu lancang, sebenarnya aku sayang dan cinta sama kamu, aku baru menyadari ini semua setelah kita bertengkar gara-gara Leni kemarin, tapi aku nggak mau kamu menjawabnya sekarang, aku mau kamu memikirkannya dulu sebelum menjawabnya!” Fia hanya tertunduk malu, setelah menyatakan semua apa yang ada dibenaknya, Dimas pun berpamitan pulang dengan Fia. Sebenarnya Fia ingin mengatakan perasaannya kalau dia juga Cinta dengan Dimas tapi Dimas sudah bilang seperti itu. Tak lama kemudian setelah Dimas pulang tiba-tiba.

“Lho lampu dirumah kok goyang yach, ada apa ini.” Fia bingung Ternyata di luar suara orang-orang sedang berhamburan minta tolong kesana kemari, iya ternyata terjadi gempa bumi yang memusnahkan semuanya, Rumah, tumbuhan dan makhluk hidup yang hidup didalamnya termasuk Cinta Dimas dan Fia, sejak saat itu akau tidak pernah lagi bertemua Aji dan kawan-kawannya tetapi saat itu aku bertemu Fia yang masih sehat wal’afiat bersama keluarganya. Hal yang membuat penasaran sekarang, bagaimana cinta Fia yang belum sempat diungkapkan akibat bencana itu, mungkin Dimas entah dimana bertanya-tanya tetang cintanya pada Fia, Di manakah jawaban cintaku itu?”

T A M A T

By: Farotul Jannah

Label: ,