So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 11/06/13 | @ 14.44

Cerita sebelumnya:


Di manakah Jawaban Itu? (5)

“El aku lagi sedih banget.” Fia kerumahku dan bercerita semua tentang yang terjadi antara dia dan Dimas di sekolahnya tadi sambil menangis.

“Ya sudah Fi jangan nangis lagi, aku pasti bisa bantu kamu.”

“Ya sudah El aku hanya bisa ngandelin kamu dan Aji sekrang, karena Dimas sudah tidak mau lagi ngomong sama aku.”

Esok harinya kau pun kerumah Aji dan bercerita semua tentang yang tejadi antara Fia dan Dimas, dan kebetulan disana juga ada Riki, Adi, dan Tomi yang sedang main dirumah Aji. Mereka pun juga mendengarkan ceritaku tentang Fia tersebut.

“Gimana Ji loe bisa kan bantu Fia?”

“Iya aku sich mau saja ngebantu, Cuma aku nggak begitu dekat dengan Dimas, dia dekatnya kalu nggak sama Riki ya sama si Tomi.”

“ya sudah siapa saja yang penting kalian bisa bantu ya kan Riki, Tomi?”

“Iya deh nanti kita coba bantuin.” Jawab Riki

“Ah loe El dan Fia, ngerepotin saja.” Goda Adi

“Loe itu Di, nggak ngebantuin malah mencaci maki saja.”

“Yeeh gitu saja sewot, aku tadi kan Cuma bercanda.”

“Ya sudah aku pulang dulu, terima kasih atas bantuannya ya teman-teman?”

* * *

“Eh…Fi…Fi…Fi…?” Sapa Ria dan Indri

“Hai teman-teman, ada apa sih kok kelihatannya kalian serius banget?”

“Eh loe tahu nggak siapa yang berbuat kayak gitu sama loe? Leni.”

“Iya Fi, pasti Leni yang berbuat kayak gitu sama loe.” Tambah Ria

“Kalian punya bukti, kalau yang berbuat itu semua adalah Leni? Oke aku percaya kalau dia yang ngelakuin tapi apa kita punya bukti untuk beritahu si Dimas?” jawab Fia

“Hai Dim?” Sapa Leni pada Dimas yang sedang berjalan didepan kelas Fia

“Hai juga, Len…..eh gimana nanati sore jadi kan?”

“Ya iya lah Dim.” Mereka berdua berbicara sambil melihat wajah Fia

“Tu kan aku bilang juga apa pasti Leni pelakunya, memang brengsek itu anak, nggak sportif banget kalau bersaing.”

“Tenang saja Fi kita akan bantu loe mencari bukti tentang kejelekan Leni, tapi sekarang kita masuk kelas dulu karena pelajaran akan segera dimulai!” Sahut Indri

* * *

“Eh teman-teman aku pulang dulu ya, soalnya aku ada janji nemenin ibu belanja gitu?”

“Ya sudah Fi loe duluan kita masih ada urusan.”

“Ya sudah kalau gitu daaagh, sampai ketemu besok ya?”

“Iya daaaag.”

“Nah saatnya kita beraksi, Ndri.”

“oke, sudah loe aktifin kan rekamannya?”

“Iya sudah beres.”

“Eh Len, sini loe kita mau bicara!”

“Ada apa sih sama kalian, syirik ya lihat orang seneng?”

“Eh Len nggak salah kayak’e loe deh yng syirik, buktinya loe memfitnah Fia, Cuma gara-gara loe iri dengan kebahagiaan Fia, ya kan?”

“Eh loe, Ria , Indri, jangan sok jadi pahlawan ya loe, lagian siapa suruh dia saingan sama aku, iya memang aku yang memfitnah Fia pada Dimas, trus kalian mau apa? Nggak bisa ngapa-ngapain kan? Dan yang terpenting lagi dimas sekarang sudah dekat dengan aku, dia lebih memilih aku dari pada Fia, jadi so what gitu lho?” Leni pun berjalan meninggalkan Ria dan Indri.

“Yes kita sudah dapat buktinya, dasar goblok banget sih itu anak.”

“Ya sudah Ndri ayo kita pulang, kita kasih tahu sama Fia berita bagus ini.”

* * *

Fia pun mengantar ibunya di mall yang sedang belanja dan tiba-tiba dia melihat Dimas disana yang sedang berjalan bersama dengan Leni.

“Hai Dim, Len?” Sapa Fia, tapi apa yang terjadi, Dimas dan Leni Cuma nyuekin Fia dan berjalan meninggalkannya. Dan tiba-tiba handphone Fia berbunyi

“Hallo, ada apa Ndri?”

“Hallo, Fi kita sudah dapat bukti kalau loe nggak bersalah dan loe Cuma difitnah sama Leni. Kejutan kan?”

“Emang kalian dapat bukti dari mana?”

“Ya sudah Fi besok saja ceritanya, oke?”

“Ya deh…terima kasih ya teman-teman?”

“Daaaaag?”

“Daaaaag?”

“Siapa Fi yang telphone?” tanya Ibu Fia

“Oh ini lo bu, Ria sama Indri.”

“Ooow… ya sudah ayo kita pulang!”

“Lho bu, belanjanya sudah selesai?”

“Iya sudah.”

* * *

Label: ,