So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 11/06/13 | @ 13.49

Awal Sebuah Cinta (1)

Pagi yang cerah. Sinar matahari bersinar dengan terang. Waktu sudah menunjuk pukul 06.45. fitri pun bergegas untuk berangkat ke sekolah dengan sepeda motornya. Maklum sekolah fitri lumayan jauh dari rumah. Di sekolah fitri sering jengkel akibat ulah Andre yang sering mengodanya. Seperti yang terjadi di siang itu, di saat jam istirahat Andre dan teman satu ganknya datang menemui fitri di Kantin Sekolah.

“Hai cewek rabies” sapa Andreas yang lebih dikenal dengan Andre”.

“Hai monyet gila. Ngapain panggil-panggil memangnya aku pembantumu yang selalu memanggilmu dengan den bagus. Sorry ya aku lagi gak minat”

“Memang aku den bagus. Benar gak friends” ya jawab teman-teman ganknya dengan kompak.

“Den bagus apa iya aku tau pakaianmu memang bermerk, tapi aku rasa tampangmu murahan”

“Apa kamu bilang tampangku murahan, biar begini kalau sekali aja gak ketemu denganku kamu pasti gila”.

Cabut teman-teman ucap Andre sambil pergi meniggalkan Fitri di Kantin Sekolah. Di saat seperti itu Fitri pun termenung sambil berpikir kenapa setiap ia bertemu dengan Andre selalu saja ada pertengkaran di antara mereka dan tidak penah akur sama sekali padahal kenyataannya ia dan Andre teman satu kelas.

“Hai Fitri”. Sapa Mila teman baik Fitri yang tak sengaja mengagetkannya.

“Hai kamu Mil kirain .....” Belum sempat Fitri selesai berbicara Mila sudah tau apa yang ingin diucapkan Fitri.

“Kamu kira siapa monyet gila itu ya” ledek Mila.

“Ya dasar si monyet gila kenapa selalu mengganggu aku”.

“Dia suka ma kamu Fit”

“Amit-amit jangan sampai dech terjadi”

“Memangnya kenapa dia tampan, pandai kurang apa coba”

“Dia memang tampan, pandai tapi nyebelin”

“Kamu aja yang terlalu angkuh Fit”

“Kalau gak angkuh bukan Fitri namanya”

Lonceng pun berbunyi tanda masuk kelas. Fitri dan Mila pun bergegas masuk di dalam kelas. Di siang itu ada ulangan fisika. Di saat yang tidak terduga Pak Guru menyuruh Fitri agar duduk satu bangku dengan Andre. Fitri pun semula menolak perintah Pak Guru. Namun karena terpaksa ia pun akhirnya duduk satu bangku dengan Andre.

Tepat di pukul 12.00 jam sekolah telah usai. Fitri pun bergegas untuk pulang namun sialnya ia harus berurusan dulu dengan Andre.

“Hai cewek rabies” sapa Andre

“Ada apa monyet gila” sahut Fitri

“Gimana kalau kita taruhan”

“Taruhan dengan mu gak penting malah buang-buang waktu”.

“Eh dengar dulu taruhannya jika kamu yang menang dalam taruhan ini maka aku tidak akan mengganggumu lagi, tapi jika aku yang menang maka kamu harus menjadi pacar ku dalam satu hari”.

“Baiklah apa yang dipertaruhkan”.

“Ulangan fisika tadi jika dalam ulangan tersebut kamu lebih baik dariku berarti kamu menang tapi kalau enggak berarti aku yang menang”.

“Ok. Kita liat saja nanti siapa yang bakal menang dan aku yakin kamu pasti kalah ndre”.

* * *

Label: ,