So Aja

Baca online: cerpen, puisi, naskah drama, surat

0 Komentar 11/06/13 | @ 14.12

Cerita Sebelumnya:


Bunga Terakhir (4)

Hari demi hari telah terlewati begitu saja. Tapi sejak Mala mengetahui tentang penyakit yang membuat umurnya tinggal sedikit lagi, Mala berubah drastis yang dulunya dia super cuek dan sombongnya minta ampun sekarang dia jadi pendiam dan ramah terhadap semua orang. Dia sering memberi santunan kepada pengemis dan tiap minggu dia pergi ke panti-panti untuk memberi sedikit santunan.

Hingga pada suatu hari dia pergi ke panti tempat di mana Andra tinggal. Andra yang waktu itu sedang menyirami kebun bunga mawar yang ada di halaman panti. Mala tak langsung turun dari mobilnya, dia masih melihat Andra yang sedang asyik menyirami bunga-bunga mawar yang masih kuncup dan sebagian sudah mekar. Hingga Mala teringat pada bunga mawar yang tiap hari sabtu selalu ada di depan pintunya. Yang kata-katanya sangat bagus dan menyentuh banget. Mala turun dari mobilnya dan pelan-pelan dia menghampiri Andra.

“Hai Ndra.. Kamu ngapain di panti ini?”

“Eh kamu Mal,, kamu nggak tau ya, aku kan emang tinggal di panti ini.”

“Oh… Jadi kamu tinggal di panti ini. Ya jelas aku nggak ngerti, kamu tau sendiri kan aku dulu kayak gimana.”

“Yang udah berlalu biarlah berlalu. Tapi aku yakin kok kalau sebenarnya kamu emang orangnya baik. Kamu mau ngapain ke sini?”

“Aku pengen berubah Ndra. Aku pengen di sisa hidupku ini aku bisa melakukan hal yang bermanfaat, biar aku nggak sia-sia dilahirkan ke dunia ini.”

“Duh,,, kata-kata kamu bijak banget.”

“Kamu bisa aja.”

* * *

Andra masih saja rajin mengirim bunga ke Mala, tapi tetap saja dia tidak mencantumkan namanya. Andra pengen biar Mala tau sendiri siapa pengirim bunga itu. Seiring berjalannya waktu, Mala jadi sering berkunjung ke panti tempat Andra tinggal. Mala sering menghabiskan waktunya di panti itu. Mereka bercanda sampai Mala bisa lupa bahwa umurnya tinggal beberapa hari lagi.

Suatu hari Andra mengajak Mala pergi ke bukit di belakang panti. Dari bukit itu mereka bisa melihat seluruh kota dan bintang-bintang yang bertaburan di langit. Malam itu memang Mala sengaja pengen bermalam di panti. Keesokan harinya sebelum Mala bangun, Andra pergi ke rumah Mala untuk menaruh bunga di depan pintu.

Waktu Mala pulang dia menemukan setangkai bunga mawar merah di depan pintunya. Sambil berjalan menuju kamarnya, dia membaca tulisan yang ada di kertas yang tergantung pada tangkai bunga mawar itu.

Sampai mati kisah ini kan ku jaga hingga berakhir nafasku putih cintaku untukmu. Sampai mati dirimu kan di hatiku tiada mungkin untuk terganti walau semua telah berlalu.

Andra…

Tak disadari kalau bunga yang diberikan Andra ini menjadi bunga terakhir yang kan ada setiap hari sabtu di depan pintu rumah Mala. Karena keesokan harinya Mala telah meninggal dunia.

T A M A T

Label: ,